Pages

Rabu, 20 November 2013

A BEAUTIFUL MIND (TRUE STORY)

Film ini mengisahkan kisah nyata John Nash (Russel Crowe), seorang matematikawan jenius yang memiliki kecenderungan kesulitan bersosialisasi. Teman sekamarnya, Charles (Ed Harris) mungkin dianggap sebagai satu – satunya teman baik John Nash semasa kuliah. Di tahun pertamanya Nash sulit bergaul dengan siswa-siswa lain, hanya beberapa siswa mengetahui – lewat pintu kamar yang terkuak - bahwa jendela kamarnya dipenuhi dengan rumus-rumus fisika maupun matematika. Nash hampir tidak pernah membaca buku karya orang lain dan juga tidak pernah mengikuti kelas semasa kuliahnya, karena dianggapnya “mencampuri” kemurnian ide sendiri.


1947 mengawali cerita di lingkungan Princeston University, Nash menciptakan permainan yang merupakan kombinasi dari permainan Go dan Kriegspiel yang oleh kalangan kampus diberi nama, Nash. Permainan ini merupakan perombakan Nash terhadap teori permainan (game theory) yang diciptakan oleh Von Neumann. Dalam permainan ini terdapat pula istilah Nash equilibrium. Kelak pemikiran Nash ini dikenal dengan nama unified field theory, namun dicetuskan oleh fisikawan Jerman beberapa dekade kemudian. Di bawah bimbingan Tucker, Nash menulis disertasi dan lulus pada umur 21 tahun.

Lulus dari Princeston University, John Nash dikisahkan menjadi seorang pemecah kode yang ulung dan seorang dosen di kelas matematika. John Nash kemudian terlibat secara terpaksa sebagai agen rahasia yang bertugas memecahkan kode rahasia Rusia dan bekerja sama dengan William Parcher.

Pada tahun 1953, bertemu dengan Alicia (Jennifer Connelly) seorang mahasiswi di kelasnya. Menjalin hubungan yang serius ke jenjang pernikahan. Selanjutnya, Nash terlibat semakin dalam dan mengancam nyawanya sebagai seorang agen rahasia.
Pada tahun 1954, dalam keadaan hamil Alicia melaporkan suaminya ke psikiater karena curiga dengan gelagat Nash yang paranoid.
Nash diketahui menderita skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri. Mengetahui suaminya menderita penyakit mental, Alicia yang dalam keadaan hamil menderita stres dan bersedih melihat kondisi Nash dalam masa pengobatan. Diketahui ternyata sosok Charles, teman sekamar Nash semasa kuliah ternyata hanya khayalan. Begitu pula dengan peran Nash sebagai agen rahasia yang bertugas memecahkan kode rahasia Rusia dan sosok Wiliam Parcher.

Nash kemudian rawat jalan dengan ketergantungan obat untuk mencegahnya berhalusinasi.
Efek samping dari obat menyebabkan Nash memutuskan secara sepihak, sehingga tanpa disadari Alicia Nash telah kembali berhalusinasi.
Mengetahui keadaan Nash yang membahayakan keselamatannya dan John Charles, buah hati dari pernikahan mereka, Alicia memutuskan untuk menghubungi dokter dan menitipkan anak mereka kepada orangtua Alicia.

Perjuangan Nash untuk mengendalikan halusinasinya dan berupaya membedakan kenyataan dan halusinasi tanpa mengkonsumsi obat didukung oleh Alicia.

John Nash dengan menggunakan game theory banyak berkutat dengan problem-problem sehari-hari akhirnya mendapat Nobel dalam bidang ekonomi pada tahun 1994. Game theory versi Nash membiarkan terjadinya kondisi kooperatif, dimana hal ini tidak dijelaskan dalam game theory versi von Neumann yang hanya mengenal kondisi menang dan kalah. Gagasan Nash ini, meskipun diilhami oleh perang dingin antara Soviet dan Amerika, ternyata dapat diaplikasikan dalam transaksi lelang, dimana pihak pemenang tidak akan terlalu mengecewakan pihak yang kalah.

Film ini sangat layak ditonton.
Menyuguhkan rumitnya kejiwaan yang sedang sekarat dan berupaya sembuh, tekad, kejeniusan dan rasa percaya dari orang terkasih begitu menyentuh. Meskipun setelah saya mencari kisah hidup dari Professor John Nash, ternyata film tersebut tidaklah full sebagai true story karena ada satu dua hal yang seharusnya tidak diabaikan. Demikian kesan saya terhadap film lawas ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Template by BloggerCandy.com