Pages

Jumat, 27 September 2013

ATM

Pontianak, 27 September 2013.
Menghabiskan hampir dua jam untuk menonton film di akhir pekan diharapkan akan menyenangkan.
Oke film yang dipilih ternyata memberikan kesan yang lebih dari yang diharapkan
ATM.
Horror Thriller.
Film ini diperankan oleh Bryan Geraghty (David), Alice Eve (Emily) dan Josh Peck (Corey).
Tiga orang yang satu arah jalan pulang di malam Natal.
Lalu singkatnya terjebak di ruang ATM.
Mencekamnya film dimulai pada saat ketiganya berada dalam satu ruang ATM. Saat mereka akan beranjak kembali menuju ke mobil David, mereka menyadari ada seseorang di luar sedang mengamati dan mengawasi mereka. Jatuhnya beberapa korban akibat keganasan sang pelaku kejahatan pun membuat ketiga korban yang terjebak di ruang ATM merasa semakin terancam keselamatannya. Dalam film ini si antagonis digambarkan pintar dan sadis. Dapat dilihat dari bagaimana caranya menghindari jangkauan kamera CCTV di ruang ATM, bagaimana caranya memaksa korban untuk keluar dari zona aman (ATM) untuk dijadikan bulan - bulanannya, dan bagaimana caranya mempermainkan psikologis korban.
Klimaks, saat ketiganya merasa sangat depresi akibat kesalahpahaman dan kedinginan yang nyaris membekukan mereka. Kondisi cuaca yang begitu dingin (terdapat di dalam film) disebutkan suhu -5 Fahrenheit. Terjadi hal - hal yang tidak terduga yang semakin membuat ketiganya merasa sangat tertekan.
Berakhir dengan selamatnya satu korban (yang tidak saya sebutkan siapa...hehehe).

Komentar saya pribadi :
Meniru para kritikus film (saya pinjam istilah kerennya...hehehe), film ini bisa dikatakan sebagai film yang murah yang cukup banyak mengabaikan hal - hal sepele yang sebenarnya justru dapat membuat sense real sehingga dapat meninggalkan kesan horror bagi penonton. Oke, seperti alasan mengapa David memarkirkan mobilnya begitu jauh dari bilik ATM, atau bagaimana mereka bertiga bisa terperangkap dalam satu ruang yang milik publik (hello, ATM gitcyu loh), hmm...saat seorang polisi justru memilih memarkirkn mobilnya (juga) jauh dari ATM yang dengan lambat menangkap isyarat bahaya (tulisan HELP dari pewarna bibir Emily pada salah satu sisi bilik yang merupakan kaca bening) sehingga merenggut nyawanya...(yaaah nambah lagi deh korban mati terbunuh), dan juga pada saat terbunuhnya salah satu warga sipil yang tidak bersalah akibat salah paham namun anehnya secara akting tidak menggambarkan terguncangnya mental orang yang belum pernah membunuh manusia lain sebelumnya, oh ya satu lagi secara normalnya seseorang atau lebih merasa keselamatannya terancam dan terjebak sedangkan lawan berada masih di jangkauan penglihatan, sudah tentu kita akan sangat awas mengawasi gerak - gerik si pelaku agar mendapatkan kesempatan untuk lari (tapi ini justru lebih kental drama dialog yang berusaha menggambarkan korban yang shok dan stres...hellow dua laki - laki plus satu perempuan loh harusnya unsur melow feminim gak begitu dominan kan??).
Hehehehe, ini pendapat saya pribadi loh. Subjektif. Sekadar sharing saja. Mungkin ada tidak sependapat atau sebaliknya. It's Oke.
By the way...selamat menonton bagi yang masih penasaran menonton.
:D

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Template by BloggerCandy.com